Minggu, 12 Januari 2014

Libraries API

The common denominator for all Drupal modules/profiles/themes that integrate with external libraries.
This module introduces a common repository for libraries in sites/all/libraries resp. sites/<domain>/libraries for contributed modules.
External libraries
Denotes libraries ("plugins") that are neither shipped nor packaged with a project on drupal.org. We do not want to host third-party libraries on drupal.org for a multitude of reasons, starting with licensing, proceeding to different release cycles, and not necessarily ending with fatal errors due to conflicts of having the same library installed in multiple versions.
Drupal 7 only has built-in support for non-external libraries via hook_library(). But it is only suitable for drupal.org projects that bundle their own library; i.e., the module author is the creator and vendor of the library. Libraries API should be used for externally developed and distributed libraries. A simple example would be a third-party jQuery plugin.

Downloads



Recommended releases

VersionDownloadDate
7.x-2.1gz (29.79 KB) | zip (39.34 KB)2013-Mar-09
6.x-1.0gz (7.84 KB) | zip (8.91 KB)2011-Jan-27

Other releases

VersionDownloadDate
7.x-1.0gz (7.74 KB) | zip (8.79 KB)2011-Jan-27

Development releases

VersionDownloadDate
8.x-3.x-devgz (30.69 KB) | zip (43 KB)2013-Oct-31
7.x-2.x-devgz (30.58 KB) | zip (40.23 KB)2013-Oct-31
6.x-1.x-devgz (8.81 KB) | zip (9.69 KB)2013-Oct-31

Cara Mengaktifkan Dan Setting Tag Header Robot Khusus

Tag Header Robot Khusus menghubungkan dengan indeksi khusus tentang laman yang akan anda tawarkan kepada mesin perayap google. Artinya anda mensetting bagaimana perintah anda kepada mesin perayap untuk indeksi suatu halaman. Hal ini penting untuk mempercepat indeksi dan menghilangkan ketidakperluan perayapan yang memungkinkan penolakan indeks dari perayap itu sendiri terhadap laman blog anda. 
Jadi, Tag Header Robots Khusus ini memberikan informasi kepada perayapan google terhadap sebuah halaman di blog kita, adapun cara untuk mengaktifkan serta mensetting Tag Header Robot Khusus silahkan ikuti tutorial dibawah ini :
1. Login ke akun blogger Anda
2. Masuk ke Setelan>Preferensi Penelusuran (jika dashboard Anda menggunakan bahasa Indonesia)
3. Kemudian pada Perayap dan pengindeksan silahkan di aktifkan Tag header robot khusus ,
4. Setelah itu, setting Tag Header Robots Khusus, yang meliputi 3 komponen yakni :
  • Homepage blog
  • Halaman Arsip dan Halaman Hasil Pencarian
  • Halaman Posting dan Halaman Blog
Adapun setting yang saya pergunakan yakni :

Tag Header Robots Khusus

  • Beranda : All dan Noodp
  • Laman Arsip Dan Penelusuran : Noindex dan Noodp
  • Default Untuk Post Dan Laman : All dan Noodp
Penjelasan Fungsi Masing-Masing Tag Pada Tag Header Robots Khusus
DirektifPenjelasan
all Tidak ada batasan untuk mengindeks atau melayani. Catatan: Direktif ini adalah nilai default dan tidak berpengaruh jika secara eksplisit terdaftar.
noindex Jangan tampilkan halaman ini di hasil pencarian dan tidak menunjukkan "Cached" link dalam hasil pencarian.
nofollow Jangan ikuti link di halaman ini.
none Sama dengan tag noindex, nofollow
noarchive Tidak menunjukkan "Cached" link dalam hasil pencarian.
nosnippet Jangan tampilkan potongan dalam hasil pencarian untuk halaman ini.
noodp Jangan menggunakan metadata dari
Open Directory project untuk judul atau potongan ditampilkan untuk halaman ini.
notranslate Jangan menawarkan terjemahan dari halaman ini dalam hasil pencarian.
noimageindex Jangan indeks gambar di halaman ini.
unavailable_after: [RFC-850 date/time] Jangan tampilkan halaman ini dalam hasil pencarian setelah tanggal yang ditentukan / waktu. Tanggal / waktu harus ditentukan dalam
RFC 850 format.

Semoga membantu teman semua dalam mengoptimalkan blognya

Kamis, 09 Januari 2014

Cara Menggunakan rel="alternative" hreflang="x" untuk Meningkatkan Pengunjung Blog

Kebutuhan untuk mendapatkan sebanyak banyaknya pengunjung kedalam blog kini semakin perlu untuk dilakukan,yakni salah satunya adalah agar semua pengguna dari negara manapun dapat dan paham dalam mengakses seluruh konten anda.tentunya dengan bahasa yang dimengerti oleh tiap-tiap pengunjung.biasanya anda menggunakan widget translate yang simple untuk dipasang.
Blog yang didukung berbagai macam bahasa adalah sebuah blog yang baik,karena begitu pengunjung masuk ke blog anda tentunya tidak harus lagi di bingungkan dengan tulisan yang bukan dari bahasa pengguna.
Namun,biasanya disaat anda menggunakan widget translate yang telah disediakan oleh berbagai media dan webmaster,bagi spiderbot yang terindeks hanya pada bahasa asli yang digunakan saat pembuatan konten,sedangkan konten alih bahasanya tidak terindeks sedikitpun,kenapa?,karena translate widget hanya berfungsi untuk memberikan sebuah alternative bahasa jika user sudah berada pada halaman blog anda.
Nah,berbeda halnya jika anda menggunakan rel="alternative" hreflang="x" pada susunan HTML template anda,rel="alternative" hreflang="x" atau alih bahasa otomatis untuk website dan blog ini adalah sebuah kode instruksi kepada tiap robot.txt. untuk mengindeks tiap konten blog anda kedalam tiap jengkal aneka bahasa yang ada di dunia maya ini,prosesnya yaitu dengan mengetahui alamat IP Adress dan Proxy,jadi dimanapun negara user untuk mengakses blog anda,maka dengan otomatis akan tampil dengan bahasa si pengakses blog anda tersebut,
Contoh :
Jika anda punya sebuah artikel yang berjudul "Bagaimana Cara Membuat Blog".kebetulan dari daerah California ada yang mengetikkan pada bilah markah "How to make a blog",maka artikel anda yang tampil pada SERP bukan lagi "Bagaimana cara Membuat Blog" tapi berubah menjadi "How to make a blog",begitu juga dengan seluruh konten lain yang berada pada blog tersebut.begitu juga snippet yang ditampilkan pada SERP juga dalam versi bahasa inggris.
Selain itu juga akan sangat bermanfaat dalam indeks Duplikat Konten.Spiderbot jelas akan mengkategorikannya sebagai konten asli walau didalam konten tersebut secara tidak sengaja terdapat kesamaan isi,terutama kesamaan yang biasanya terdapat pada Blog atau Site yang menjual beberapa Produk yang sama.jika memakai rel="alternative" hreflang="x" maka tidak ada halangan dan kendala duplikat konten bagi spiderbot dalam perayapan untuk menampilkannya pada SERP.
tentu anda dapat membayangkan kalau produk Obat Herbal yang anda jual juga sama persis dengan yang telah dijual pemilik site atau blog lain.kalau dulunya anda sudah pernah menempatkan link rel="canonical" untuk menghindari duplikat konten,kini tidak ada ruginya anda juga menempatkan rel="alternative" hreflang="x" agar lebih yakin akan keamanan blog anda dari Pinalty Google dan tentunya juga sangat bagus untuk SEO pada SERP.
Google merekomendasikan anda menghadirkan 3 versi yang berbeda secara Auto Translate bagi site atau blog anda.

1. Isi dari keseluruhan konten anda Auto Translate


2. Hanya pada bagian navigasi halaman seperti tab menu,sidebar dan footer.akan tetapi konten utama tetap dalam versi bahasa asli.


3. Hanya beberapa komponen dari konten

Image Source : http://searchenginewatch.com

Multi Bahasa Versus Multi Regional
Multi Bahasa atau Multi Lingual adalah sebuah konten site atau blog yang menyediakan pilihan berbagai macam bahasa
Multi Regional adealah Site atau Blog lahir dari Multilingual dan terdiri dari beberapa site atau blog yang menargetkan kepada masing-masing negara dengan versi yang berbeda pada bahasa namun tetap sama dalam konten keseluruhan.
Mengelola Site atau Blog Multilingual
Pertama yang anda lakukan adalah menentukan jenis bahasa yang jelas terhadap siteblog anda,jika anda menulis konten dengan bahasa indonesia,maka tiap posting yang anda buat haruslah dalam bahasa indonesia pula.agar bahasa yang anda gunakan menjadi default Language.
Pada dasarnya menggunakan Terjemahan Otomatis agak sedikit riskan jika tanpa menggunakan robots.txt.,karena biasanya dapat menimbulkan kebingungan bagi sang penjelajah website dan blog.namun dikarenakan beberapa hal dan alasan yang memang perlu maka dilakukanlah auto translate tersebut,dan bagi search engine pun tak ada larangan dalam terapannya asal pada kondisi yang tepat dan tidak sembarangan.karena jika asal-asalan menerapkannya maka konten hasil terjemahan auoto akan di anggap sebagai SPAM oleh spiderbot.
Menggunakan rel = "alternatif" hreflang = "x"

Sederhananya, penggunaan terbaik dari spesifikasi elemen ini adalah dalam saat di mana Anda memiliki konten yang sama dalam bahasa lain di situs yang sama.

Jadi katakanlah Anda memiliki website bahasa Indonesia di http://www.contoh.com

Anda juga memiliki halaman web versi Inggris pada http://www.contoh.com/en/

Google telah menciptakan tiga cara bagi Anda untuk merujuk pada URL Tersebut setara dengan bahasa Inggris dari halaman Indonesia.
Lalu bagaimanakah caranya untuk menerapkannya
Link Elemen HTML

<link rel="alternate" hreflang="es" href="http://es.example.com/" />
Letakkan dibawah Meta Tag Header

HTTP header

Jika Anda memiliki konten non-HTML pada halaman web Anda, contoh yang baik adalah file PDF, Anda dapat menggunakan rel = "canonical" header HTTP untuk menunjukkan URL kanonik sebagai dokumen HTML.

Link: <http://es.example.com/>; rel = "alternatif"; hreflang = "es"

Sitemap

Alih-alih menggunakan markup, Anda bisa mengirimkan bahasa versi tertentu melalui sitemap .

<? Versi xml = "1.0" encoding = "UTF-8"?>
<Urlset xmlns = "http://www.sitemaps.org/schemas/sitemap/0.9"
xmlns: xhtml = "http://www.w3.org/1999/xhtml">
<url>
<loc> http://www.example.com/english/ </ loc>
<Xhtml: link
rel = "alternatif"
hreflang = "de"
href = "http://www.example.com/deutsch/"
/>
<Xhtml: link
rel = "alternatif"
hreflang = "de-ch"
href = "http://www.example.com/schweiz-deutsch/"
/>

Setiap bahasa yang didukung harus diatur menggunakan rel = "alternatif" hreflang = "x" untuk mengidentifikasi semua versi bahasa.

Kembali ke konten yang daerah spesifik, ini sedikit rumit (tapi tidak terlalu rumit) ketika menentukan konten untuk bahasa tertentu dan wilayah tertentu.

Sebagai contoh: sebuah website yang melayani Amerika Serikat, Jerman, dan Jepang bisa sangat baik memiliki variasi regional berikut:

-http://www.example.com/en/page (Generic versi bahasa Inggris dari konten - bahasa tertentu; bahasa Inggris)

-http://www.example.com/en-gb/page (bahasa Inggris, menampilkan harga dalam pound, contoh konten spesifik)

-http://www.example.com/en-us/page (bahasa Inggris menampilkan harga dalam dolar AS, contoh konten spesifik daerah) 
-http://www.example.com/ja/page (konten versi Jepang)

Markup
Markup Tag biasanya terlihat seperti berikut :

<link rel = "alternatif" hreflang = "en"
href = "http://www.example.com/en/page" />
<link rel = "alternatif" hreflang = "en-us"
href = "http://www.example.com/en-us/page" />
<link rel = "alternatif" hreflang = "id"
href = "http://www.example.com/ja/page" />

Anda perlu memperbarui HTML untuk setiap URL yang di set secara bergantian. Markup di atas memberitahu Google untuk mempertimbangkan semua halaman sebagai versi alternatif antara satu sama lain.

Supported Value

Ada nilai khusus untuk kedua bahasa dan wilayah, yang jatuh ke dalam format bahasa ISO 6391-1 dan format bahasa ISO 3166-1  untuk daerah.

Pastikan Anda menggunakan sintaks yang tepat bagi kedua negara dan daerah untuk memastikan fungsi yang tepat dari rel = tag "alternatif" Anda.
Kesimpulan

Ada tiga skenario di mana jika Anda harus menggunakan rel = "alternatif" hreflang = "x". Anda perlu struktur data dan menentukan tag untuk kedua bahasa dan wilayah, asal hal tersebut memang benar-benar perlu.

Memperhatikan bagaimana Anda membangun URL Anda dan menggunakan faktor sinyal direkomendasikan untuk benar-benar menargetkan negara tujuan untuk konten Anda.

Demikian apa yang dapat saya sampaikan pada artikel kali ini,saya berharap dalam melakukan Auto Translate tersebut adalah anda yang sudah profesional dalam mengutak-atik site atau blog.agar tidak terjadi hal yang tidak di inginkan.

Cara memasang Rel ='Archives' dan Rel ='tag

Pembahasan tentang SEO memang tidak ada habisnya, sekarang saya akan menepati janji saya, yaitu tentang rel='archives' dan rel='tag.'

Rel='tag'

Rel='tag' berguna untuk memberitahu search engine, bahwa link itu berupa label/tag/category. Rel='tag' berguna karena jika Search Engine menemui link dengan artikel yang sama ( karena berbentuk label ), maka Search engine mengira anda melakukan 'duplicate content' dan akhirnya kena penalty. Sebenarnya, Search engine saat ini sudah canggih, sehingga anda tidak memperlukan rel='tag', tetapi, anda dapat memasangnya agar Search engine tidak melakukan kesalahan.

Rel='archives'

Rel='archives' berguna untuk memberitahu search engine yang mana link archive dan link biasa, berdasarkan waktu pengeposan post.

Memasang Rel='tag'

Pertama-tama, cari kode ini
<a expr:href='data:label.url'
Ganti dengan kode berikut
<a expr:href='data:label.url' rel='tag'

Memasang Rel=archives'

Lakukan ini jika anda memasang widget archive.
Cari kode ini
 <a class='post-count-link' expr:href='data:i.url'>
Sisipi rel='archives' di kanan atau kiri
<a rel="archives" class='post-count-link' expr:href='data:i.url'>
atau
<a class='post-count-link' expr:href='data:i.url' rel="archives">

Cara Merubah Blog menjadi Dofollow yang benar

Seperti yang sudah saya jelaskan pasa masing-masing topik pembahasan diatas, sobat sudah faham-kan bagaimana itu blog Nofollow dan Blog Dofollow ?? kalo sudah kita lanjut untuk membahas bagaimana caranya merubah Blog yang bersetatus Nofollow menjadi Blog Dofollow.
Berikut langkah-langkahnya:

1. Seperti biasa, Login ke akun blogger sobat
2. Masuk Rancangan/Layout
3. Pilih Edit HTML
4. Klik "Download Template Lengkap" (ini untuk memBackUp template sobat)
5. Beri tanda centang "Expand Template Widget"
6. Tekan Ctrl+F (untuk mempermudah pencarian) Cari kode berikut:
<a expr:href='data:comment.authorUrl' rel='nofollow'>
<data:comment.author/></a>

7. Gantilah kode diatas dengan kode berikut (ada 2 kode pilihan, pilihlah salah satu)

a. Menghapus kode: rel='nofollow'

Hasilnya:
<a expr:href='data:comment.authorUrl'>
<data:comment.author/></a>

b. Atau mengganti kode: rel='nofollow' dengan kode: rel='external'

Hasilnya:
<a expr:href='data:comment.authorUrl' rel='external'>
<data:comment.author/></a>

8. Dan apabila sobat juga ingin merubah trackbacknya menjadi dofollow, ini bertujuan agar sobat bisa memberikan backlink kepada teman-teman blogger lainnya.
Carnya cari kode berikut:
<a expr:href='data:backlink.url' rel='nofollow'>
<data:backlink.title/></a>

9. tidak jauh dengan langkah pada no.7, ada 2 cara juga untuk merubahnya, pilihlah salah satu.

a. Menghapus kode: rel='nofollow'

Hasilnya:
<a expr:href='data:backlink.url'>
<data:backlink.title/></a>

b. Atau mengganti kode: rel='nofollow' dengan kode: rel='external'

Hasilnya:
<a expr:href='data:backlink.url' rel='external'>
<data:backlink.title/></a>

10. Sippp, selesai sob !! jangan lupa Simpan Template sobat.



Tambahan:
Bila sobat menanyakan atau bingung bagaimana cara mengetahui blog tersebut Nofollow atau Dofollow?? Berikut saya beri beberapa triknya:

Cara membedakan blog Nofollow dan Blog Dofollow dengan browser Mozila Firefox.
Dengan menggunakan Pengaya/Add-ons Mozila Firefox yaitu "addons nodofollow"

Silahkan Download Disini Klik saja Add to Firefox

Tapi sayangnya saya memakai firefox 4, jadi "Not available for Firefox 4.0.1"
Bila Add-ons tidak support dengan versi mozila sobat, carilah kemabli yang bisa suport dengan versi mozila sobat.
Lalu Instal Add-ons, bila proses instal sudah selesai pati firefox meminta untuk restart. (restart-lah firefox sobat)
Setelah restart, Add-ons siap igunakan. Nahh... gmn cara makainya gan ??
Berikut saya kasih contoh yang saya ambil dari kedua blog saya:

a. Silahkan buka salah satu artikel di blog ini,kemudian klik kanan,pilih NoDofollow. Perhatikan warna dari linknya,berwarna ungu. Berarti "Cara Mudah Membuat Blog menjadi Dofollow" adalah blog dofollow. (Ungu=dofollow)

b. Blog kedua adalah "contoh blog blablabla", silahkan buka pada salah satu artikel lalu klik kanan,pilih NoDofollow. Terlihat linknya berwarna merah muda,berarti blog ini nofollow.(pink=nofollow)

Oke, sekarang tinggal tugas sobat untuk mempraktekannya. Semoga Bermanfaat.

Blog rel="nofollow" dan Kesalahan menggunakan rel="dofollow"



Salah satu elemen HTML yang paling banyak memiliki atribut adalah tag a (<a></a>). Dua tahun yang lalu saya pernah menyinggung sedikit beberapa atribut link di dalam HTML Link dan Atribut-atribut Pentingnya. Selain atribut-atribut esensial seperti href, title, target, dan rel, ada  atribut lain, yang juga bisa digunakan di berbagai tag HTML, seperti id, class, dan style (untuk menyatakan CSS/styling). Atribut-atribut styling lama sangat jarang digunakan setelah kehadiran CSS (color, width, height, align, dll).

Semua atribut pada tag HTML memiliki fungsi:
1. Untuk memberikan perintah/informasi kepada browser
2. Untuk memberi informasi meta kepada robot crawler, seperti milik Yahoo, Bing, Google, dll.
3. Untuk memberi perintah/informasi kepada proses script seperti javascript, PHP, dll.

Untuk mencapai ketiga fungsi tersebut secara global, baik oleh browser, bot, dll, atribut atau properti baru harus diajukan sebagai microformat, yang diuji dan disetujui oleh W3C. Tanpa persetujuan, atribut dan properti yang diajukan tidak berfungsi, dan oleh karena itu tidak bisa digunakan. Ini yang menjadi landasan kita untuk pembicaraan atribut rel="nofollow" dan rel="dofollow" selanjutnya.

Atribut rel memiliki banyak sekali properti, puluhan, di antaranya adalahexternal, tag, prefect, bookmark, help, dll. Anda bisa cek beberapa properti umum atribut rel di sini. Kemudian muncul properti nofollow, dan yang baru-baru ini sedang kondang adalah properti author, me, dan publisher, yang digunakan oleh Google untuk mengkaitkan/validasi profil G+ penulis dengan halaman yang ditulisnya, guna memunculkan snippet author di hasil pencarian.
Hakikat Rel="Nofollow"
<a href="http://buka-rahasia.blogspot.com" rel="nofollow"></a>
Salah satu properti atribut rel yang cukup terkenal adalah "nofollow". Penggunaannya kini sangat luas. Bagaimana atribut ini bisa hadir? Tidak lain dan tidak bukan adalah atas inisiatif Google, spesifiknya, atribut rel="nofollow" diusulkan pada awal 2005 oleh Matt Cutts, yang saat itu menjadi software engineer Google, dan seorang Blogger bernama Jason Shellen, yang juga merupakan inisiator Blogger, Google Buzz, dan Brizzly. Mereka meyakini komentar spam berpengaruh buruk terhadap komunitas blogging (blogosphere) sehingga penggunaan atribut ini sangat dibutuhkan.

Masih pada tahun yang sama, Google mengumumkan bahwa hyperlink yang mengandung atribut rel="nofollow" tidak akan berpengaruh pada PageRanklink target. Dengan kata lain, atribut ini memberi isyarat kepada Googlebot untuk tidak "menghadiahkan" PageRank pada link yang dirujukkan oleh suatu halaman. Langkah ini diikuti oleh Yahoo, dan beberapa tahun kemudian, oleh Bing. Ask.com juga mengkonfirmasi penerapan yang sama jauh beberapa tahun belakangan. Namun demikian, masing-masing search engine memiliki intepretasi berbeda-beda terhadap rel="nofollow", efeknya bervariatif, dan tentunya memiliki tujuan sendiri-sendiri.  Penggunaan value nofollow  pada rel merupakan bahasa kepada algoritma search engine, dalam hal ini adalah robot crawler, untuk mengabaikan atau tidak mengikuti (no follow) sebuah link dan tidak meneruskan PageRank dari halaman perujuk (pemberi backlink).

Perdebatan mengenai kemunculan atribut baru ini cukup santer dan keras. Kebetulan pada waktu itu saya untuk pertama kalinya mengenal blogging dan mendengar sendiri pembicaraan hangat atribut rel="nofollow" itu, meski pada waktu itu belum benar-benar paham esensinya. Namun demikian, atribut ini tetap digunakan; pertama kali diterapkan pada Blogger, kemudian disusul oleh beberapa platform lainnya.

Meski penggunaan atribut ini memiliki fungsi jelas, banyak webmaster yang bisa mengakalinya untuk melakukan PageRank sculpting. Akhirnya, pada 15 Juni 2009, Matt Cutts mengumumkan di blognya bahwa Googlebot tidak akan memperlakukan rel="nofollow" seperti sebelumnya untuk menghindari kecurangan tersebut. Meskipun saat ini, dengan bantuan PHP dan atau JavaScript, kita bisa menghapus atau menyembunyikan rel="nofollow" (obfuscation). Ini yang mendasari pemunculan plugin-plugin/modul (yang kemudian dinamakan sebagai "dofollow") pada beberapa platform blog/website, yang akan kita bicarakan nanti.

Jadi sudah sangat jelas sekarang. Kesimpulan sederhana contohnya adalah:
1. Hyperlink tanpa atribut rel="nofollow" diikuti dan meneruskan PageRank:
<a expr:href='data:backlink.url''><data:backlink.title/></a>
<a expr:href='data:comment.authorUrl'><data:comment.author/></a>

2. Hyperlink dengan atribut rel="nofollow" tidak diikuti dan tidak meneruskan PageRank:
<a expr:href='data:backlink.url' rel='nofollow'><data:backlink.title/></a>
<a expr:href='data:comment.authorUrl' rel='nofollow'><data:comment.author/></a>
                                                 
Kemunculan istilah Dofollow, Blog Dofollow, dan rel="dofollow"
Sejauh pengetahuan saya, istilah ini muncul lantaran nama plugin WordPress ciptaan Dennis yang berfungsi menghapus/menyembunyikan rel="nofollow". Kehadirannya, pada 2005 juga, adalah sebagai reaksi pada penggunaan rel="nofollow". Menurutnya, atribut ini tidak ada manfaatnya (Februari, 2005), selamanya dan sampai kapanpun juga komentar spam akan terus ada. Sampai saat ini, plugin tersebut masih terus dikembangkan dan digunakan oleh blog-blog dofollow. Ya, namanya adalah Do Follow Plugin. Perhatikan pada kata Dodan Follow. Secara bahasa, kata do (auxiliary) di depan kata kerja positif berfungsi untuk menegaskan kesungguhan, yang artinya adalah "benar-benar mengikuti", sebagai lawan dari kata no follow. Ini seperti mengucapkan kata "I love you" namun kemudian memilih penekanan kesungguhan, jadinya "I do love you". :)

Lantas, istilah "DoFollow" ini diadaptasi untuk menunjukkan bahwa sebuah blog tidak mengandung rel="nofollow" pada hyperlink komentarnya. Pandangan ini berkembang menjadi gerakan perlawanan terhadap penggunaan rel="nofollow" yang tidak mereka setujui, dengan nama "Dofollow Movement". Blog-blog pengikut gerakan ini wajib mencantumkan label atau banner dofollow pada blognya. Pada akhir 2005, banyak blog-blog mengikuti gerakan ini dan mengikis habis rel=nofollow" dari blognya.  Jadi, blog dofollowadalah blog yang tidak menggunakan (menghapus) atribut rel="nofollow" pada link-link di blognya (setidaknya pada link komentar), bukan blog yang menggunakan rel="dofollow". Salah satu jargonnya yang paling terkenal adalah "U Comment, I Follow".

Pada prosesnya, ini menguntungkan spammer untuk lebih giat lagi mendapatkan backlink dari blog dofollow, sehingga lambat laun jumlah blog dofollow semakin berkurang. Saya dulu adalah salah satu dari mereka yang mengikuti gerakan ini dan pernah memiliki blog dofollow, baik di Blogger maupun WordPress (self-hosted). www.seowaps.comdulu adalah blog dofollow.

Kemunculan rel="dofollow"sebenarnya bersifat accidental. Dia hanyalah istilah atau nama yang dicantumkan untuk melawan rel="nofollow". Blog-blog dofollow mencantumkan tulisan rel="dofollow" pada blognya sebagai indikator, sama halnya dengan label "DoFollow". Artinya, atribut rel dan properti dofollow tersebut tidak benar-benar digunakan dalam hyperlink, melainkan hanya sebagai simbol. Sinyalir kemunculan atribut rel="dofollow" pertama kali di dalam hyperlink adalah dari direktori-direktori dan blog-blog yang khawatir apabila tag hyperlink yang mereka sediakan (sebagai reciprocal link atau pertukaran link) akan dibubuhi rel="nofollow" oleh pendaftar atau peserta tukaran link blog, sehingga kemudian dibubuhkan rel="dofollow" sebagai warning agar link tersebut tidak diedit dan atau ditambahi rel="nofollow". 

Tidak ada pihak satupun yang mengusulkan, mengajukan, dan meminta persetujuan penggunaan rel="dofollow" pada W3C. Dan karena memang tidak pernah diusulkan atau disetujui, maka tidak ada database satupun baik pada search engine, browser, maupun software pengolah script web yang memasukkan value properti dofollowini. Artinya, properti dofollow tidak dikenal sama sekali.

Lalu, mengapa rel="dofollow" tidak mengalami masalah ketika dibaca search engine dan browser, alias tidak ada error? Alasannya sederhana sekali, karena search engine dan browser tidak mengenali properti "dofollow", dan properti-properti microformat yang tidak dikenal diabaikan begitu saja. Karena tidak dikenali pada saat proses membacanya, maka kemudian dilewati begitu saja. Artinya, link anda yang menggunakan atribut rel="dofollow" dianggap tidak mengandung atribut rel apapun. 

Analoginya seperti ini, anda menambahkan sebuah elemen div di halaman blog dan menghiasnya dengan CSS. Katakanlah, anda menggunakan atribut class dan properti cssdiv (class="cssdiv"), kemudian membuat .cssdivlengkap dengan stylingnya di head atau file terpisah. Lalu, tanpa sengaja, anda keliru memberi nama properti di tag div. Jika seharusnya adalah <div class="cssdiv">, namun keliru menuliskan menjadi <div class="cssdivv">. Apa yang akan terjadi? Karena browser tidak menemukan properti tersebut pada file CSS (tidak ada database), maka browser kemudian melewatkan pemrosesan styling pada div. Hasilnya, div tidak akan dihiasi apapun. Inilah yang terjadi pada rel="dofollow". Karena properti dofollow tidak dikenali maka tag link dianggap tidak mempunyai atribut rel, search engine mengabaikannya:
<a expr:href='data:comment.authorUrl' rel='dofollow'><data:comment.author/></a>
<a expr:href='data:backlink.url' rel='dofollow'><data:backlink.title/></a>

Sama saja dengan ini:

<a expr:href='data:comment.authorUrl'><data:comment.author/></a>
<a expr:href='data:backlink.url''><data:backlink.title/></a>

Nah, pertanyaannya, mengapa repot-repot menambahkan rel="dofollow"?

That's it and have a nice blogging, as always...